Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

About

Blogger templates

Perisiwa Penting seputar Proklamasi kemerdekaan

Written By SMPN4BANDARSEIKIJANG on Senin, 29 Oktober 2012 | 09.10


Pembacaan Proklamasi
Pembacaan Proklamasi oleh Ir.Soekarno
Peristiwa Rengasdengklok
Pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada sekutu. Dengan menyerahnya Jepang berarti situasi telah berubah, Jepang tidak lagi memerintah Indonesia tetapi hanya berfungsi sebagai penjaga “status quo” yakni menjaga situasi dan kondisi seperti pada masa perang dan melarang adanya perubahan-perubahan di Indonesia. Kemerdekaan tidak mungkin bisa didapat dari Jepang. Oleh karena itu pada tanggal 15 Agustus 1945 itu juga para pemuda dipimpin Chaerul Saleh mengadakan rapat di ruang Laboratorium Mikrologi di Pegangsaan Timur untuk membicarakan pelaksanaan proklamasi kemerdekaan tanpa bantuan Jepang.

Dalam rapat tersebut menhasilkan keputusan bahwa :
  1. Mendesak Bung Karno dan Bung Hatta agar melepaskan ikatannya dengan Jepang dan harus bermusyawarah dengan pemuda.
  2. Mendesak Bung Karno dan Bung Hatta agar dengan atas nama bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaan Indonesia malam itu juga atau paling lambat 16 Agustus 1945.
Keputusan rapat pemuda tersebut disampaikan oleh Darwis dan Wikana kepada Bung Karno dan Bung Hatta di rumah kediamannya masing-masing. Akan tetapi Bung Karno dan Bung Hatta menolak dengan alasan bahwa beliau tidak akan memproklamirkan kemerdekaan tanpa perantara PPKI, sebab PPKI merupakan wakil-wakil bangsa Indonesia dari Sabang hingga Merauke, sedang golongan pemuda beranggapan bahwa PPKI merupakan butan Jepang.
Karena tidak ada kata sepakat, hari itu juga (15 Agustus 1945) dini hari di asrama Baperpi (Kebun Binatang Cikini) golongan pemuda mengadakan rapat kembali dan mereka sepakat untuk menjauhkan Bung Karno dan Bung Hatta dari pengaruh Jepang ke luar kota. Pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945 Sukarni, Yusuf Kunto, dan Singgih membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok (Kabupaten Karawang) yaitu tempat kedudukan sebuah Cudan (Kompi) PETA yang dikomandani Cudanco Subeno.
Perisitwa ini baru berakhir setelah Ahmad Subardjo memberikan jaminan bahwa proklamasi segera dikumandangkan paling lambat keesokan harinya barulah Cudanco Subeno bersedia melepaskan Bung Karno dan Bung Hatta. Pada hari itu juga Bung Karno dan Bung Hatta kembali ke Jakarta.
Perumusan Teks ProklamasiPerumusan teks proklamasi dilaksanakan di rumah Laksamana Tadasi Maeda, seorang Angkatan Laut Jepang yang bersimpati dengan perjuangan bangsa Indonesia. Tokoh yang bertindak sebagai perumus teks proklamasi berasal dari golongan tua yaitu:
Sedangkan yang bertindak sebagai saksi berasal dari golongan muda yaitu :
  • Buharnudin Muhammad Diah (BM Diah)
  • Sayuti Melik
  • Sukarni
  • Sudiro
Atas dasar musyawarah dan diskusi dihasilkan :
  1. Teks Proklamasi yang Klad: Teks Proklamasi yang ditulis tangan oleh Bung Karno yang sebelumnya didektekan Bung Hatta dan isinya masih bersifat konsep.
  2. Teks Proklamasi yang Otentik: Teks Proklamasi yang diketik oleh Sayuti Melik dan ditandatangani oleh Bung Karno dan Bung Hatta yang kemudian dibacakan pada 17 Agustus 1945.
Pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan
Pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB dibacakanlah pernyataan proklamasi kemerdekaan Indonesia oleh Bung Karno di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta. Kemudian acara dilanjutkan dengan pengibaran Sang Saka Merah Putih yang dilakukan pemuda Suhud dan Latif Hendraningrat dengan diiringai lagu kebangsaan Indonesia Raya. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan Wali Kota Jakarta Suwiryo dan sambutan dari Dr.Muwardi sebagai Kepala Keamanan. Untuk menyebarluaskan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia pada sore harinya Syahrudin(Wartawan Kantor Domei) menyampaikan Teks Proklamasi kepada Waidan B. Paknawan(Kepala bagian Radio) selanjutnya memerintahkan kepada Markonis F. Wuz untuk menyiarkan berita proklamasi tiga kali berturut-turut, dan sejak itu pula berita proklamasi berkumandang keseluruh dunia. Berita proklamasi juga disiarkan melalui surat kabar “Suara Asia” yang terbit di Surabaya dan surat kabar “Cahaya” yang terbit di Bandung. Proklamasi kemerdekaan Indonesia memiliki dua arti penting, yaitu:
  1. Bangsa Indonesia dengan tekad dan kekuatan sendiri menjadi bangsa yang merdeka bebas dari penjajahan asing yang telah dideritanya selama tiga setengah abad dan tiga setengah tahun. Bangsa Indonesia akan mengatur sendiri negaranya dan mempertahankannya dari gangguan dunia luar.
  2. Bangsa Indonesia menjadi pelopor bangsa Asia-Afrika karena merupakan bangsa yang pertama merdeka setelah Perang Dunia II, yaitu tiga hari setelah Perang Dunia II selesai.
Sambutan Rakyat Indonesia terhadap Proklamasi
a. Sambutan Proklamasi di Ibu Kota Negara
Pada tanggal 19 Desmber 1945 para pemuda dan mahasiswa yang tergabung dalam Komite Van Aksi yang dipimpin oleh Sukarni mengadakan Rapat Raksasa di Lapangan IKADA, Jakarta dan dipimpin oleh Presiden Ir.Soekarno dan Wakil Presiden Drs. Mohammad Hatta. Tujuannya adalah untuk menunjukkan kepada dunia internasional khusunya kepada Belanda, Jepang, dan sekutu bahwa negara Indonesia yang diplokamirkan pada 17 Agustus 1945 adalah benar-benar merdeka dan berdaulat penuh serta memenuhi syarat-syarat hukum internasional.
b. Sambutan Proklamasi di Berbagai Daerah
  1. Di Semarang, Syarief Sulaiman dan MS.Mintarjo membawanya ke Gedung Jawa Hokokai yang pada saat itu sedang diadakan sidang dibawah pimpinan Mr.Wongso Negoro. Dalam sidang dibacakan Teks Proklamasi serta menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Peristiwa ini terjadi tanggal 18 Agustus 1945.
  2. Di Yogyakarta pada tanggal 5 September 1945 Sri Sultan Hamengkubuwono IXmenyatakan bahwa Yogyakarta merupakan bagian dan menjadi Daerah Istimewa dalam negara Republik Indonesia.
  3. Di Surabaya pada tanggal 19 September 1945 terjadi Insiden Bendera Hotel Yamato. Arek-arek Surabaya dipimpin Residen Sudirman menurunkan bendera Belanda yang dikibarkan oleh Mr.Plogman. Mereka merobek warna birunya dan mengibarkan kembali warna Merah-Putihnya.
  4. Di Menado para pemuda yang tergabung dalam Pasukan Pemuda Indonesia mengadakan gerakan di Tangsi Putih dan Tangsi Hitam untuk membebaskan para tawanan yang pro RI.
  5. Di Gorontalo pada tanggal 13 September 1945 terjadi perebutan senjata di markas-markas Jepang.
  6. Di Palembang pada tanggal 8 ktober 1945 terjadi pengibaran bendera Merah Putih yang dipimpin Residen Sumatera Selatan Dr.A.K.Gani.
  7. Di Banda Aceh pada tanggal 6 Oktober 1945 para pemuda yang tergabung dalam Angkatan Pemuda Indonesia berusaha menegakkan kedaulatan RI di Aceh.

0 komentar: