Atom adalah suatu satuan dasar materi, yang terdiri atas inti atom serta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom terdiri atas proton yang bermuatan positif, dan neutron yang bermuatan netral (kecuali pada inti atom Hidrogen-1, yang tidak memiliki neutron).
Elektron-elektron pada sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya
elektromagnetik. Sekumpulan atom demikian pula dapat berikatan satu
sama lainnya, dan membentuk sebuah molekul. Atom yang
mengandung jumlah proton dan elektron yang sama bersifat netral, sedangkan yang
mengandung jumlah proton dan elektron yang berbeda bersifat positif atau
negatif dan disebut sebagai ion.
Atom dikelompokkan berdasarkan jumlah proton dan neutron yang terdapat pada
inti atom tersebut. Jumlah proton pada atom menentukan unsur kimia atom tersebut, dan jumlah neutron menentukan isotop unsur tersebut.
Atom helium | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Ilustrasi atom helium yang memperlihatkan inti atom (merah muda) dan distribusi awan elektron (hitam). Inti atom (kanan atas) berbentuk simetris bulat, walaupun untuk inti atom yang lebih rumit ia tidaklah selalu demikian. | ||||||||
Klasifikasi | ||||||||
| ||||||||
Sifat-sifat | ||||||||
|
Istilah atom berasal dari Bahasa Yunani (ἄτομος/átomos, α-τεμνω), yang berarti tidak dapat dipotong ataupun sesuatu
yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Konsep atom sebagai komponen yang tak dapat
dibagi-bagi lagi pertama kali diajukan oleh para filsuf India dan Yunani. Pada abad ke-17 dan ke-18, para kimiawan meletakkan dasar-dasar pemikiran ini dengan menunjukkan bahwa zat-zat
tertentu tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi menggunakan metode-metode
kimia. Selama akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, para fisikawanberhasil
menemukan struktur dan komponen-komponen subatom di dalam atom, membuktikan
bahwa 'atom' tidaklah tak dapat dibagi-bagi lagi. Prinsip-prinsip mekanika
kuantum yang digunakan para fisikawan kemudian
berhasil memodelkan atom.
Dalam pengamatan sehari-hari, secara
relatif atom dianggap sebuah objek yang sangat kecil yang memiliki massa yang
secara proporsional kecil pula. Atom hanya dapat dipantau dengan menggunakan
peralatan khusus seperti mikroskop
gaya atom. Lebih dari 99,9% massa atom berpusat pada inti atom, dengan proton dan neutron yang bermassa hampir sama. Setiap unsur paling
tidak memiliki satu isotop dengan inti yang tidak stabil, yang dapat mengalami peluruhan
radioaktif. Hal ini dapat mengakibatkantransmutasi,
yang mengubah jumlah proton dan neutron pada inti. Elektron yang terikat pada atom mengandung sejumlah aras energi, ataupun orbital, yang stabil
dan dapat mengalami transisi di antara aras tersebut dengan menyerap ataupun
memancarkan foton yang sesuai dengan
perbedaan energi antara aras. Elektron pada atom menentukan sifat-sifat kimiawi
sebuah unsur, dan memengaruhi sifat-sifat magnetis atom tersebut.
Sejarah
Konsep bahwa materi terdiri dari
satuan-satuan terpisah yang tidak dapat dibagi lagi menjadi satuan yang lebih
kecil telah ada selama satu milenium. Namun,
pemikiran tersebut masihlah bersifat abstrak dan filosofis, daripada
berdasarkan pengamatan empiris dan eksperimen. Secara
filosofis, deskripsi sifat-sifat atom bervariasi tergantung pada budaya dan
aliran filosofi tersebut, dan seringkali pula mengandung unsur-unsur spiritual
di dalamnya. Walaupun demikian, pemikiran dasar mengenai atom dapat diterima
oleh para ilmuwan ribuan tahun kemudian, karena ia secara elegan dapat
menjelaskan penemuan-penemuan baru pada bidang kimia.
Rujukan paling awal mengenai konsep atom
dapat ditilik kembali kepada zaman India kuno pada tahun 800 sebelum masehi, yang dijelaskan dalam
naskah filsafat Jainisme sebagai anu danparamanu. Aliran mazhab Nyaya dan Vaisesika mengembangkan teori yang menjelaskan bagaimana atom-atom bergabung menjadi
benda-benda yang lebih kompleks. Satu abad kemudian
muncul rujukan mengenai atom di dunia Barat oleh Leukippos, yang
kemudian oleh muridnya Demokritos pandangan tersebut disistematiskan. Kira-kira pada tahun 450 SM,
Demokritos menciptakan istilah átomos (bahasa Yunani: ἄτομος), yang berarti "tidak dapat dipotong"
ataupun "tidak dapat dibagi-bagi lagi". Teori Demokritos mengenai
atom bukanlah usaha untuk menjabarkan suatu fenomena fisis secara rinci,
melainkan suatu filosofi yang mencoba untuk memberikan jawaban atas
perubahan-perubahan yang terjadi pada alam. Filosofi serupa juga
terjadi di India, namun demikian ilmu pengetahuan modern memutuskan untuk
menggunakan istilah "atom" yang dicetuskan oleh Demokritos.
Kemajuan lebih jauh pada pemahaman
mengenai atom dimulai dengan berkembangnya ilmu kimia. Pada tahun 1661, Robert Boyle mempublikasikan buku The Sceptical Chymist yang berargumen bahwa materi-materi di dunia ini terdiri dari berbagai
kombinasi "corpuscules", yaitu atom-atom yang
berbeda. Hal ini berbeda dengan pandangan klasik yang berpendapat bahwa materi
terdiri dari unsur-unsur udara, tanah, api, dan air. Pada tahun 1789, istilah element (unsur)
didefinisikan oleh seorang bangsawan dan peneliti Perancis, Antoine
Lavoisier, sebagai bahan dasar yang tidak dapat dibagi-bagi lebih
jauh lagi dengan menggunakan metode-metode kimia.
Berbagai atom dan
molekul yang digambarkan pada buku John Dalton, A New System of Chemical Philosophy (1808).
Pada tahun 1803, John Dalton menggunakan konsep atom untuk menjelaskan mengapa unsur-unsur selalu
bereaksi dalam perbandingan yang bulat dan tetap, serta mengapa gas-gas
tertentu lebih larut dalam air dibandingkan dengan gas-gas lainnya. Ia
mengajukan pendapat bahwa setiap unsur mengandung atom-atom tunggal unik, dan
atom-atom tersebut selanjutnya dapat bergabung untuk membentuk senyawa-senyawa
kimia.
Teori partikel ini kemudian
dikonfirmasikan lebih jauh lagi pada tahun 1827, yaitu ketika botaniwan Robert Brown menggunakan mikroskop untuk mengamati debu-debu yang mengambang di atas air dan menemukan bahwa
debu-debu tersebut bergerak secara acak. Fenomena ini kemudian dikenal sebagai
"Gerak Brown".
Pada tahun 1877, J. Desaulx mengajukan pendapat bahwa fenomena ini disebabkan
oleh gerak termal molekul air, dan pada tahun 1905 Albert
Einstein membuat analisis matematika terhadap gerak
ini. Fisikawan Perancis Jean Perrin kemudian menggunakan hasil kerja Einstein untuk menentukan massa dan
dimensi atom secara eksperimen, yang kemudian dengan pasti menjadi verifikasi
atas teori atom Dalton.
Berdasarkan hasil penelitiannya terhadap sinar katode, pada
tahun 1897 J. J. Thomson menemukan elektron dan sifat-sifat subatomiknya. Hal ini meruntuhkan konsep
atom sebagai satuan yang tidak dapat dibagi-bagi lagi.Thomson percaya bahwa
elektron-elektron terdistribusi secara merata di seluruh atom, dan
muatan-muatannya diseimbangkan oleh keberadaan lautan muatan positif (model puding prem).
Namun pada tahun 1909, para peneliti di
bawah arahan Ernest Rutherford menembakkan ion helium ke lembaran tipis emas, dan menemukan bahwa sebagian
kecil ion tersebut dipantulkan dengan sudut pantulan yang lebih tajam dari yang
apa yang diprediksikan oleh teori Thomson. Rutherford kemudian mengajukan
pendapat bahwa muatan positif suatu atom dan kebanyakan massanya terkonsentrasi
pada inti atom, dengan elektron yang mengitari inti atom seperti planet mengitari
matahari. Muatan positif ion helium yang melewati inti padat ini haruslah
dipantulkan dengan sudut pantulan yang lebih tajam. Pada tahun 1913, ketika
bereksperimen dengan hasil proses peluruhan
radioaktif, Frederick Soddy menemukan bahwa terdapat lebih dari satu jenis atom pada setiap posisi
tabel periodik. Istilah isotop kemudian diciptakan oleh Margaret Todd sebagai nama yang tepat untuk atom-atom yang berbeda namun merupakan satu
unsur yang sama. J.J. Thomson selanjutnya menemukan teknik untuk memisahkan
jenis-jenis atom tersebut melalui hasil kerjanya pada gas yang terionisasi.
Model atom hidrogen Bohr yang menunjukkan loncatan elektron antara orbit-orbit tetap dan memancarkan
energi foton dengan frekuensi tertentu.
Sementara itu, pada tahun 1913 fisikawan Niels Bohr mengkaji ulang model atom Rutherford dan mengajukan pendapat bahwa elektron-elektron
terletak pada orbit-orbit yang terkuantisasi serta dapat meloncat dari satu
orbit ke orbit lainnya, meskipun demikian tidak dapat dengan bebas berputar
spiral ke dalam maupun keluar dalam keadaan transisi. Suatu elektron haruslah
menyerap ataupun memancarkan sejumlah energi tertentu untuk dapat melakukan
transisi antara orbit-orbit yang tetap ini. Apabila cahaya dari materi yang dipanaskan memancar melalui prisma, ia menghasilkan suatuspektrum multiwarna. Penampakan garis-garis spektrum tertentu ini berhasil
dijelaskan oleh teori transisi orbital ini.
Ikatan kimia antar atom kemudian pada tahun 1916 dijelaskan oleh Gilbert
Newton Lewis sebagai interaksi antara elektron-elektron
atom tersebut. Atas adanya keteraturan sifat-sifat
kimiawi dalam tabel periode kimia, kimiawan Amerika Irving
Langmuir tahun 1919 berpendapat bahwa hal ini dapat
dijelaskan apabila elektron-elektron pada sebuah atom saling berhubungan atau
berkumpul dalam bentuk-bentuk tertentu. Sekelompok elektron diperkirakan
menduduki satu set kelopak elektron di sekitar inti atom.
Percobaan Stern-Gerlach pada tahun 1922
memberikan bukti lebih jauh mengenai sifat-sifat kuantum atom. Ketika seberkas
atom perak ditembakkan melalui medan magnet, berkas tersebut terpisah-pisah
sesuai dengan arah momentum sudut atom (spin). Oleh karena arah spin
adalah acak, berkas ini diharapkan menyebar menjadi satu garis. Namun pada
kenyataannya berkas ini terbagi menjadi dua bagian, tergantung dari apakah spin
atom tersebut berorientasi ke atas ataupun ke bawah.
Pada tahun 1926, dengan menggunakan
pemikiran Louis de Broglie bahwa partikel berperilaku seperti gelombang, Erwin Schrödinger
mengembangkan suatu model atom matematis yang menggambarkan elektron sebagai gelombang tiga dimensi daripada sebagai titik-titik partikel. Konsekuensi penggunaan
bentuk gelombang untuk menjelaskan elektron ini adalah bahwa adalah tidak
mungkin untuk secara matematis menghitung posisi dan momentum partikel secara bersamaan. Hal ini kemudian dikenal sebagai prinsip ketidakpastian, yang dirumuskan oleh Werner
Heisenberg pada 1926. Menurut konsep ini, untuk
setiap pengukuran suatu posisi, seseorang hanya bisa mendapatkan kisaran
nilai-nilai probabilitas momentum, demikian pula sebaliknya. Walaupun model ini
sulit untuk divisualisasikan, ia dapat dengan baik menjelaskan sifat-sifat atom
yang terpantau yang sebelumnya tidak dapat dijelaskan oleh teori mana pun. Oleh
sebab itu, model atom yang menggambarkan elektron mengitari inti atom seperti
planet mengitari matahari digugurkan dan digantikan oleh model orbital atom di sekitar inti di mana elektron paling berkemungkinan berada.
Diagram skema
spetrometer massa sederhana.
Perkembangan pada spektrometri
massa mengijinkan dilakukannya pengukuran massa
atom secara tepat. Peralatan spektrometer ini menggunakan magnet untuk
membelokkan trayektori berkas ion, dan banyaknya defleksi ditentukan dengan
rasio massa atom terhadap muatannya. Kimiawan Francis William Aston menggunakan peralatan
ini untuk menunjukkan bahwa isotop mempunyai massa yang berbeda. Perbedaan
massa antar isotop ini berupa bilangan bulat, dan ia disebut sebagai kaidah bilangan bulat. Penjelasan pada
perbedaan massa isotop ini berhasil dipecahkan setelah ditemukannya neutron, suatu
partikel bermuatan netral dengan massa yang hampir sama denganproton, yaitu oleh James Chadwick pada tahun 1932. Isotop kemudian dijelaskan sebagai unsur dengan jumlah proton
yang sama, namun memiliki jumlah neutron yang berbeda dalam inti atom.
Pada tahun 1950-an, perkembangan pemercepat
partikel dan detektor partikel mengijinkan para ilmuwan mempelajari dampak-dampak dari atom yang bergerak
dengan energi yang tinggi. Neutron dan proton kemudian diketahui
sebagai hadron, yaitu komposit partikel-partikel kecil
yang disebut sebagai kuark. Model-model standar fisika nuklir
kemudian dikembangkan untuk menjelaskan sifat-sifat inti atom dalam hal
interaksi partikel subatom in.
Sekitar tahun 1985, Steven Chu dkk. di Bell Labs mengembangkan sebuah teknik untuk menurunkan temperatur atom menggunakan laser. Pada tahun
yang sama, sekelompok ilmuwan yang diketuai oleh William D. Phillips berhasil memerangkap
atom natrium dalam perangkap magnet. Claude Cohen-Tannoudji kemudian menggabungkan
kedua teknik tersebut untuk mendinginkan sejumlah kecil atom sampai beberapa mikrokelvin. Hal ini
mengijinkan ilmuwan mempelajari atom dengan presisi yang sangat tinggi, yang
pada akhirnya membawa para ilmuwan menemukan kondensasi Bose-Einstein.
Dalam sejarahnya, sebuah atom tunggal
sangatlah kecil untuk digunakan dalam aplikasi ilmiah. Namun baru-baru ini,
berbagai peranti yang menggunakan sebuah atom tunggal logam yang dihubungkan
dengan ligan-ligan organik (transistor elektron tunggal) telah dibuat Berbagai
penelitian telah dilakukan untuk memerangkap dan memperlambat laju atom
menggunakan pendinginan laser untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai sifat-sifat atom.
Komponen-komponen atom
Partikel subatom
Walaupun awalnya kata atom berarti suatu partikel yang tidak dapat
dipotong-potong lagi menjadi partikel yang lebih kecil, dalam terminologi ilmu
pengetahuan modern, atom tersusun atas berbagai partikel subatom.
Partikel-partikel penyusun atom ini adalah elektron, proton, dan neutron. Namun hidrogen-1 tidak mempunyai neutron. Demikian pula halnya pada ion hidrogen positif H+.
Dari kesemua partikel subatom ini,
elektron adalah yang paling ringan, dengan massa elektron sebesar
9,11 × 10−31 kg dan mempunyai muatan negatif. Ukuran
elektron sangatlah kecil sedemikiannya tiada teknik pengukuran yang dapat
digunakan untuk mengukur ukurannya. Proton memiliki muatan
positif dan massa 1.836 kali lebih berat daripada elektron
(1,6726 × 10−27 kg). Neutron tidak bermuatan listrik
dan bermassa bebas 1.839 kali massa elektron atau
(1,6929 × 10−27 kg).
Dalam model standar fisika, baik proton
dan neutron terdiri dari partikel
elementer yang disebut kuark. Kuark termasuk kedalam golongan
partikel fermion dan merupakan salah satu dari dua bahan penyusun materi dasar (yang lainnya
adalah lepton). Terdapat enam jenis kuark dan
tiap-tiap kuark tersebut memiliki muatan listri fraksional sebesar +2/3 ataupun
−1/3. Proton terdiri dari dua kuark naik dan satu kuark turun,
manakala neutron terdiri dari satu kuark naik dan dua kuark turun. Perbedaan
komposisi kuark ini memengaruhi perbedaan massa dan muatan antara dua partikel
tersebut. Kuark terikat bersama oleh gaya nuklir kuat yang diperantarai oleh gluon. Gluon adalah anggota dari boson tolok yang merupakan perantara gaya-gaya fisika.
Inti atom
Inti atom terdiri atas proton dan neutron
yang terikat bersama pada pusat atom. Secara kolektif, proton dan neutron
tersebut disebut sebagai nukleon (partikel penyusun inti). Diameter inti atom berkisar antara 10-15 hingga 10-14m. Jari-jari inti diperkirakan sama dengan
fm, dengan A adalah jumlah nukleon. Hal ini sangatlah kecil dibandingkan dengan jari-jari atom. Nukleon-nukleon
tersebut terikat bersama oleh gaya tarik-menarik potensial yang disebut gaya
kuat residual. Pada jarak lebih kecil daripada 2,5 fm, gaya ini
lebih kuat daripada gaya
elektrostatik yang menyebabkan proton saling tolak
menolak.
Atom dari unsur kimia yang sama memiliki jumlah proton yang sama, disebut nomor atom. Suatu
unsur dapat memiliki jumlah neutron yang bervariasi. Variasi ini disebut
sebagai isotop. Jumlah proton dan neutron suatu atom
akan menentukan nuklida atom tersebut, sedangkan jumlah neutron relatif terhadap jumlah proton akan
menentukan stabilitas inti atom, dengan isotop unsur tertentu akan menjalankan peluruhan
radioaktif.
Neutron dan proton adalah dua jenis fermion yang berbeda. Asas pengecualian Pauli melarang adanya
keberadaan fermion yangidentik (seperti misalnya proton
berganda) menduduki suatu keadaan fisik kuantum yang sama pada waktu yang sama.
Oleh karena itu, setiap proton dalam inti atom harusnya menduduki keadaan
kuantum yang berbeda dengan aras energinya masing-masing. Asas Pauli ini juga
berlaku untuk neutron. Pelarangan ini tidak berlaku bagi proton dan neutron
yang menduduki keadaan kuantum yang sama.
Untuk atom dengan nomor atom yang rendah,
inti atom yang memiliki jumlah proton lebih banyak daripada neutron berpotensi
jatuh ke keadaan energi yang lebih rendah melalui peluruhan radioaktif yang
menyebabkan jumlah proton dan neutron seimbang. Oleh karena itu, atom dengan
jumlah proton dan neutron yang berimbang lebih stabil dan cenderung tidak
meluruh. Namun, dengan meningkatnya nomor atom, gaya tolak-menolak antar proton
membuat inti atom memerlukan proporsi neutron yang lebih tinggi lagi untuk
menjaga stabilitasnya. Pada inti yang paling berat, rasio neutron per proton
yang diperlukan untuk menjaga stabilitasnya akan meningkat menjadi 1,5.
Gambaran proses fusi
nuklir yang menghasilkan inti deuterium (terdiri dari satu proton dan satu
neutron). Satupositron (e+) dipancarkan bersamaan dengan neutrino elektron.
Jumlah proton dan neutron pada inti atom
dapat diubah, walaupun hal ini memerlukan energi yang sangat tinggi oleh karena
gaya atraksinya yang kuat.Fusi
nuklir terjadi ketika banyak partikel atom
bergabung membentuk inti yang lebih berat. Sebagai contoh, pada inti Matahari,
proton memerlukan energi sekitar 3–10 keV untuk mengatasi gaya tolak-menolak
antar sesamanya dan bergabung menjadi satu inti. Fisi nuklir merupakan kebalikan dari proses fusi. Pada fisi nuklir, inti dipecah
menjadi dua inti yang lebih kecil. Hal ini biasanya terjadi melalui peluruhan
radioaktif. Inti atom juga dapat diubah melalui penembakan partikel subatom
berenergi tinggi. Apabila hal ini mengubah jumlah proton dalam inti, atom
tersebut akan berubah unsurnya.
Jika massa inti setelah terjadinya reaksi
fusi lebih kecil daripada jumlah massa partikel awal penyusunnya, maka
perbedaan ini disebabkan oleh pelepasan pancaran energi (misalnya sinar gamma),
sebagaimana yang ditemukan pada rumus kesetaraan massa-energi Einstein, E = mc2, dengan m adalah massa yang hilang dan c adalah kecepatan cahaya.
Defisit ini merupakan bagian dari energi pengikatan inti yang baru.
Fusi dua inti yang menghasilkan inti yang
lebih besar dengan nomor atom lebih rendah daripada besi dan nikel (jumlah total nukleon
sama dengan 60) biasanya bersifat eksotermik, yang
berarti bahwa proses ini melepaskan energi. Adalah proses pelepasan
energi inilah yang membuat fusi nuklir padabintang dapat dipertahankan. Untuk inti yang lebih berat, energi pengikatan per nukleon dalam inti mulai menurun. Ini berarti bahwa proses fusi akan bersifat endotermik.
Awan elektron
Sumur potensial yang
menunjukkan energi minimum V(x) yang diperlukan untuk mencapai
tiap-tiap posisi x. Suatu partikel dengan energi E dibatasi pada kisaran posisi antara x1 dan x2.
Elektron dalam suatu atom ditarik oleh
proton dalam inti atom melalui gaya
elektromagnetik. Gaya ini mengikat elektron dalam sumur potensi
elektrostatik di sekitar inti. Hal ini berarti bahwa energi luar diperlukan
agar elektron dapat lolos dari atom. Semakin dekat suatu elektron dalam inti,
semakin besar gaya atraksinya, sehingga elektron yang berada dekat dengan pusat
sumur potensi memerlukan energi yang lebih besar untuk lolos.
Elektron, sama seperti partikel lainnya,
memiliki sifat seperti partikel maupun seperti gelombang (dualisme
gelombang-partikel). Awan elektron adalah suatu daerah dalam sumur potensi di
mana tiap-tiap elektron menghasilkan sejenis gelombang diam (yaitu gelombang
yang tidak bergerak relatif terhadap inti) tiga dimensi. Perilaku ini
ditentukan oleh orbital atom, yakni
suatu fungsi matematika yang menghitung probabilitas suatu elektron akan muncul
pada suatu lokasi tertentu ketika posisinya diukur. Hanya akan ada satu
himpunan orbital tertentu yang berada disekitar inti, karena pola-pola
gelombang lainnya akan dengan cepat meluruh menjadi bentuk yang lebih stabil.
Fungsi gelombang dari
lima orbital atom pertama. Tiga orbital 2p memperlihatkan satu biidang simpul.
Tiap-tiap orbital atom berkoresponden
terhadap aras energi elektron tertentu. Elektron dapat berubah keadaannya ke aras energi yang
lebih tinggi dengan menyerap sebuah foton. Selain dapat naik menuju aras energi
yang lebih tinggi, suatu elektron dapat pula turun ke keadaan energi yang lebih
rendah dengan memancarkan energi yang berlebih sebagai foton.
Energi yang diperlukan untuk melepaskan
ataupun menambah satu elektron (energi pengikatan elektron) adalah lebih kecil
daripada energi pengikatan nukleon. Sebagai contohnya, hanya diperlukan
13,6 eV untuk melepaskan elektron dari atom hidrogen.\ Bandingkan dengan energi
sebesar 2,3 MeV yang diperlukan untuk memecah inti deuterium. Atom bermuatan listrik netral oleh karena jumlah proton dan elektronnya
yang sama. Atom yang kekurangan ataupun kelebihan elektron disebut sebagai ion. Elektron yang terletak paling luar dari
inti dapat ditransfer ataupun dibagi ke atom terdekat lainnya. Dengan cara
inilah, atom dapat saling berikatan membentuk molekul.
Sifat-sifat
Sifat-sifat nuklir
Berdasarkan definisi, dua atom dengan
jumlah proton yang identik dalam
intinya termasuk ke dalam unsur kimia yang sama. Atom dengan jumlah proton sama namun dengan jumlah neutronberbeda adalah dua isotop berbeda dari satu unsur yang sama. Sebagai
contohnya, semua hidrogen memiliki satu proton, namun terdapat satu isotop
hidrogen yang tidak memiliki neutron (hidrogen-1), satu
isotop yang memiliki satu neutron (deuterium), dua
neutron (tritium), dll.
Hidrogen-1 adalah bentuk isotop hidrogen yang paling umum. Kadang-kadang ia
disebut sebagai protium. Semua isotop unsur yang bernomor atom lebih besar
daripada 82 bersifat radioaktif.
Dari sekitar 339 nuklida yang terbentuk
secara alami di Bumi,
269 di antaranya belum pernah terpantau meluruh Pada unsur kimia, 80
dari unsur yang diketahui memiliki satu atau lebih isotop stabil. Unsur 43, 63, dan semua unsur
lebih tinggi dari 83 tidak memiliki isotop
stabil. Dua puluh tujuh unsur hanya memiliki satu isotop stabil, manakala
jumlah isotop stabil yang paling banyak terpantau pada unsur timah dengan 10 jenis isotop stabil.
Massa
Karena mayoritas massa atom berasal dari
proton dan neutron, jumlah keseluruhan partikel ini dalam atom disebut sebagai nomor massa. Massa
atom pada keadaan diam sering diekspresikan menggunakan satuan
massa atom (u) yang juga disebut dalton (Da). Satuan
ini didefinisikan sebagai seperduabelas massa atom karbon-12 netral, yang kira-kira sebesar 1,66 × 10−27 kg. Hidrogen-1 yang merupakan isotop teringan hidrogen memiliki bobot atom
1,007825 u. Atom memiliki massa yang kira-kira sama
dengan nomor massanya dikalikan satuan massa atom. Atom stabil yang paling
berat adalah timbal-208, dengan massa sebesar 207,9766521 u.
Para kimiawan biasanya menggunakan satuan mol untuk menyatakan jumlah atom. Satu mol didefinisikan sebagai jumlah atom
yang terdapat pada 12 gram persis karbon-12. Jumlah ini adalah sekitar
6,022 × 1023, yang dikenal pula dengan nama tetapan
Avogadro. Dengan demikian suatu unsur dengan massa atom 1 u akan
memiliki satu mol atom yang bermassa 0,001 kg. Sebagai contohnya, Karbon memiliki massa atom 12 u, sehingga satu mol karbon atom memiliki massa
0,012 kg.
Ukuran
Atom tidak memiliki batasan luar yang
jelas, sehingga dimensi atom biasanya dideskripsikan sebagai jarak antara dua
inti atom ketika dua atom bergabung bersama dalam ikatan kimia.
Jari-jari ini bervariasi tergantung pada jenis atom, jenis ikatan yang terlibat,
jumlah atom di sekitarnya, dan spin atom. Pada tabel periodik unsur-unsur, jari-jari atom akan cenderung meningkat seiring dengan
meningkatnya periode (atas ke bawah). Sebaliknya jari-jari atom akan cenderung
meningkat seiring dengan menurunnya nomor golongan (kanan ke kiri). Oleh karena itu, atom yang terkecil adalah helium dengan jari-jari 32 pm, manakala yang
terbesar adalah sesium dengan jari-jari 225 pm. Dimensi ini ribuan kali lebih kecil daripada gelombang cahaya (400–700 nm),
sehingga atom tidak dapat dilihat menggunakan mikroskop optik biasa. Namun,
atom dapat dipantau menggunakan mikroskop
gaya atom.
Ukuran atom sangatlah kecil, sedemikian
kecilnya lebar satu helai rambut dapat menampung sekitar 1 juta atom karbon. Satu tetes air pula mengandung sekitar 2 × 1021 atom oksigen Intan satu karat dengan massa 2 × 10-4 kg mengandung
sekitar 1022 atom karbon. Jika sebuah apel diperbesar
sampai seukuran besarnya Bumi, maka atom dalam apel tersebut akan terlihat
sebesar ukuran apel awal tersebut
Peluruhan radioaktif
Diagram ini menunjukkan
waktu paruh (T½) beberapa isotop dengan jumlah proton Z dan jumlah
proton N (dalam satuan detik).
Setiap unsur mempunyai satu atau lebih
isotop berinti tak stabil yang akan mengalami peluruhan radioaktif, menyebabkan
inti melepaskan partikel ataupun radiasi elektromagnetik. Radioaktivitas dapat
terjadi ketika jari-jari inti sangat besar dibandingkan dengan jari-jari gaya
kuat (hanya bekerja pada jarak sekitar 1 fm).
Bentuk-bentuk peluruhan radioaktif yang
paling umum adalah:
§ Peluruhan alfa,
terjadi ketika suatu inti memancarkan partikel alfa (inti helium yang terdiri
dari dua proton dan dua neutron). Hasil peluruhan ini adalah unsur baru dengan nomor atom yang lebih kecil.
§ Peluruhan beta,
diatur oleh gaya lemah, dan
dihasilkan oleh transformasi neutron menjadi proton, ataupun proton menjadi
neutron. Transformasi neutron menjadi proton akan diikuti oleh emisi satu
elektron dan satu antineutrino,
manakala transformasi proton menjadi neutron diikuti oleh emisi satu positron dan satu neutrino. Emisi
elektron ataupun emisi positron disebut sebagai partikel beta. Peluruhan beta
dapat meningkatkan maupun menurunkan nomor atom inti sebesar satu.
§ Peluruhan gama,
dihasilkan oleh perubahan pada aras energi inti ke keadaan yang lebih rendah,
menyebabkan emisi radiasi elektromagnetik. Hal ini dapat terjadi setelah emisi
partikel alfa ataupun beta dari peluruhan radioaktif.
Jenis-jenis peluruhan
radioaktif lainnya yang lebih jarang meliputi
pelepasan neutron dan proton dari inti, emisi lebih dari satu partikel beta,
ataupun peluruhan yang mengakibatkan produksi elektron berkecepatan tinggi yang
bukan sinar beta, dan produksi foton berenergi tinggi yang bukan sinar gama
Tiap-tiap isotop radioaktif mempunyai
karakteristik periode waktu peluruhan (waktu paruh) yang
merupakan lamanya waktu yang diperlukan oleh setengah jumlah sampel untuk
meluruh habis. Proses peluruhan bersifat eksponensial, sehingga setelah dua
waktu paruh, hanya akan tersisa 25% isotop
Momen magnetik
Setiap partikel elementer mempunyai sifat
mekanika kuantum intrinsik yang dikenal dengan nama spin. Spin
beranalogi denganmomentum
sudut suatu objek yang berputar pada pusat massanya,
walaupun secara kaku partikel tidaklah berperilaku seperti ini. Spin diukur
dalam satuan tetapan Planck tereduksi (ħ), dengan elektron, proton, dan neutron semuanya memiliki spin
½ ħ, atau "spin-½". Dalam atom, elektron yang bergerak di
sekitar inti atomselain
memiliki spin juga memiliki momentum sudut orbital, manakala inti atom memiliki
momentum sudut pula oleh karena spin nuklirnya sendiri.
Medan magnet yang dihasilkan oleh suatu atom (disebut momen magnetik) ditentukan oleh kombinasi berbagai
macam momentum sudut ini. Namun, kontribusi yang terbesar tetap berasal dari
spin. Oleh karena elektron mematuhi asas pengecualian Pauli, yakni tiada dua elektron
yang dapat ditemukan pada keadaan kuantum yang sama, pasangan
elektron yang terikat satu sama lainnya memiliki spin yang berlawanan, dengan
satu berspin naik, dan yang satunya lagi berspin turun. Kedua spin yang
berlawanan ini akan saling menetralkan, sehingga momen dipol magnetik totalnya
menjadi nol pada beberapa atom berjumlah elektron genap.
Pada atom berelektron ganjil seperti besi, ad anya keberadaan elektron yang tak berpasangan
menyebabkan atom tersebut bersifat feromagnetik.
Orbital-orbital atom di sekeliling atom tersebut saling bertumpang tindih dan
penurunan keadaan energi dicapai ketika spin elektron yang tak berpasangan
tersusun saling berjajar. Proses ini disebut sebagai interaksi pertukaran. Ketika momen magnetik
atom feromagnetik tersusun berjajaran, bahan yang tersusun oleh atom ini dapat
menghasilkan medan makroskopis yang dapat dideteksi. Bahan-bahan yang bersifat paramagnetikmemiliki
atom dengan momen magnetik yang tersusun acak, sehingga tiada medan magnet yang
dihasilkan. Namun, momen magnetik tiap-tiap atom individu tersebut akan
tersusun berjajar ketika diberikan medan magnet.
Inti atom juga dapat memiliki spin.
Biasanya spin inti tersusun secara acak oleh karena kesetimbangan
termal. Namun, untuk unsur-unsur tertentu (seperti xenon-129), adalah
mungkin untuk memolarisasi keadaan spin nuklir secara signifikan sehingga
spin-spin tersebut tersusun berjajar dengan arah yang sama. Kondisi ini disebut
sebagai hiperpolarisasi. Fenomena ini memiliki aplikasi yang penting dalam pencitraan resonansi magnetik.
Aras-aras energi
Ketika suatu elektron terikat pada sebuah
atom, ia memiliki energi potensial yang berbanding terbalik terhadap jarak elektron terhadap inti. Hal ini
diukur oleh besarnya energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari atom
dan biasanya diekspresikan dengan satuan elektronvolt (eV). Dalam model mekanika kuantum, elektron-elektron yang terikat hanya
dapat menduduki satu set keadaan yang berpusat pada inti, dan tiap-tiap keadaan
berkorespondensi terhadap aras energi tertentu. Keadaan energi terendah suatu
elektron yang terikat disebut sebagai keadaan dasar, manakala keadaan energi
yang lebih tinggi disebut sebagai keadaan tereksitasi.
Agar suatu elektron dapat meloncat dari
satu keadaan ke keadaan lainnya, ia haruslah menyerap ataupun memancarkan foton pada energi yang sesuai dengan perbedaan energi potensial antar dua aras
tersebut. Energi foton yang dipancarkan adalah sebanding dengan frekuensinya.
Tiap-tiap unsur memiliki spektrum karakteristiknya masing-masing. Hal ini
bergantung pada muatan inti, subkelopak yang terisi dengan elektron, interaksi
elektromagnetik antar elektron, dan faktor-faktor lainnya.
Contoh garis absorpsi
spektrum.
Ketika suatu spektrum energi yang
berkelanjutan dipancarkan melalui suatu gas ataupun plasma, beberapa foton
diserap oleh atom, menyebabkan elektron berpindah aras energi. Elektron yang
tereksitasi akan secara spontan memancarkan energi ini sebagai foton dan jatuh
kembali ke aras energi yang lebih rendah. Oleh karena itu, atom berperilaku
seperti bahan penyaring yang akan membentuk sederetan pita absorpsi. Pengukuran spektroskopi terhadap kekuatan dan lebar pita spektrum mengijinkan penentuan
komposisi dan sifat-sifat fisika suatu zat.
Pemantauan cermat pada garis-garis
spektrum menunjukkan bahwa beberapa memperlihatkan adanya pemisahan halus. Hal
ini terjadi karena kopling spin-orbit yang merupakan interaksi antara spin dengan gerak elektron terluar. Ketika suatu atom berada dalam medan magnet eksternal, garis-garis spektrum
terpisah menjadi tiga atau lebih komponen. Hal ini disebut sebagai efek Zeeman. Efek
Zeeman disebabkan oleh interaksi medan magnet dengan momen magnetik atom dan
elektronnya. Beberapa atom dapat memiliki banyak konfigurasi
elektron dengan aras energi yang sama, sehingga
akan tampak sebagai satu garis spektrum. Interaksi medan magnet dengan atom
akan menggeser konfigurasi-konfigurasi elektron menuju aras energi yang sedikit
berbeda, menyebabkan garis spektrum berganda. Keberadaan medan listrik eksternal dapat menyebabkan pemisahan dan pergeseran garis spektrum dengan
mengubah aras energi elektron. Fenomena ini disebut sebagaiefek Stark.
Valensi dan perilaku ikatan
Kelopak atau kulit elektron terluar suatu
atom dalam keadaan yang tak terkombinasi disebut sebagai kelopak valensi dan
elektron dalam kelopak tersebut disebut elektron valensi.
Jumlah elektron valensi menentukan perilaku ikatan atom tersebut dengan atom lainnya. Atom cenderung bereaksi dengan satu sama
lainnya melalui pengisian (ataupun pengosongan) elektron valensi terluar atom. Ikatan kimia dapat dilihat sebagai transfer elektron dari satu atom ke atom
lainnya, seperti yang terpantau pada natrium klorida dan garam-garam ionik lainnya. Namun, banyak pula unsur yang menunjukkan
perilaku valensi berganda, atau kecenderungan membagi elektron dengan jumlah
yang berbeda pada senyawa yang berbeda. Sehingga, ikatan kimia antara unsur-unsur ini cenderung berupa pembagian elektron daripada
transfer elektron. Contohnya meliputi unsur karbon dalam senyawa
organik.
Unsur-unsur kimia sering ditampilkan dalam tabel periodik yang menampilkan sifat-sifat kimia suatu unsur yang berpola. Unsur-unsur
dengan jumlah elektron valensi yang sama dikelompokkan secara vertikel (disebut
golongan). Unsur-unsur pada bagian terkanan tabel memiliki kelopak terluarnya
terisi penuh, menyebabkan unsur-unsur tersebut cenderung bersifat inert (gas mulia).
Keadaan Materi dan fase benda
Sejumlah atom ditemukan dalam keadaan
materi yang berbeda-beda tergantung pada kondisi fisik benda, yakni suhu dan tekanan. Dengan mengubah
kondisi tersebut, materi dapat berubah-ubah menjadi bentuk padat, cair, gas, dan plasma. Dalam tiap-tiap keadaan tersebut pula materi dapat memiliki berbagai fase.
Sebagai contohnya pada karbon padat, ia dapat berupa grafit maupun intan.
Pada suhu mendekati nol mutlak, atom
dapat membentuk kondensat Bose-Einstein, di mana efek-efek mekanika
kuantum yang biasanya hanya terpantau pada skala atom terpantau secara
makroskopis. Kumpulan atom-atom yang dilewat-dinginkan
ini berperilaku seperti satu atom super.
Identifikasi
Mikroskop penerowongan payaran (scanning tunneling microscope) adalah suatu mikroskop yang
digunakan untuk melihat permukaan suatu benda pada tingkat atom. Alat ini
menggunakan fenomena penerowongan
kuantum yang mengijinkan partikel-partikel
menembus sawar yang biasanya tidak dapat dilewati.
Sebuah atom dapat diionisasi dengan melepaskan satu
elektronnya. Muatan yang ada menyebabkan trayektori atom melengkung ketika ia melalui sebuah medan magnet.
Jari-jari trayektori ion tersebut ditentukan oleh massa atom. Spektrometer
massa menggunakan prinsip ini untuk menghitung
rasio massa terhadap muatan ion. Apabila sampel tersebut mengandung sejumlah
isotop, spektrometer massa dapat menentukan proporsi tiap-tiap isotop dengan
mengukur intensitas berkas ion yang berbeda. Teknik untuk menguapkan atom
meliputi spektroskopi emisi atomik
plasma gandeng induktif (inductively coupled
plasma atomic emission spectroscopy) dan spektrometri massa plasma
gandeng induktif (inductively coupled plasma mass
spectrometry), keduanya menggunakan plasma untuk menguapkan sampel
analisis.
Metode lainnya yang lebih selektif adalah spektroskopi pelepasan energi
elektron (electron energy loss spectroscopy),
yang mengukur pelepasan energi berkas elektron dalam suatu mikroskop elektron transmisi ketika ia berinteraksi dengan sampel. Tomografi kuar atom memiliki resolusi
sub-nanometer dalam 3-D dan dapat secara kimiawi mengidentifikasi atom-atom
individu menggunakan spektrometri massa waktu lintas.
Spektrum keadaan tereksitasi dapat digunakan untuk menganalisa komposisi atom bintang yang jauh. Panjang gelombang cahaya tertentu yang dipancarkan oleh bintang
dapat dipisahkan dan dicocokkan dengan transisi terkuantisasi atom gas bebas.
Warna bintang kemudian dapat direplikasi menggunakan lampu
lucutan gas yang mengandung unsur yang sama. Helium pada Matahari ditemukan dengan menggunakan cara ini 23 tahun sebelum ia
ditemukan di Bumi.
Asal usul dan kondisi
sekarang
Atom menduduki sekitar 4% densitas energi
total yang ada dalam alam semesta terpantau, dengan densitas rata-rata sekitar 0,25 atom/m3. Dalam galaksi Bima Sakti, atom
memiliki konsentrasi yang lebih tinggi, dengan densitas materi dalam medium
antarbintang berkisar antara 105 sampai dengan 109 atom/m3.[ Matahari sendiri dipercayai berada dalam Gelembung
Lokal, yaitu suatu daerah yang mengandung banyak gas ion, sehingga
densitas di sekelilingnya adalah sekitar 103 atom/m3Bintang membentuk awan-awan padat dalam medium
antarbintang, dan proses evolusioner bintang akan menyebabkan peningkatan
kandungan unsur yang lebih berat daripada hidrogen dan helium dalam medium antarbintang.
Sampai dengan 95% atom Bima Sakti terkonsentrasi dalam bintang-bintang, dan
massa total atom ini membentuk sekitar 10% massa galaksi. Massa sisanya adalah materi gelap yang tidak diketahui dengan jelas.
Nukleosintesis
Proton dan elektron yang stabil muncul
satu detik setelah kejadian Dentuman Besar.
Dalam masa waktu tiga menit sesudahnya, nukleosintesis Dentuman Besar kebanyakan menghasilkanhelium, litium, dan deuterium, dan
mungkin juga beberapa berilium dan boron. Atom pertama (dengan
elektron yang terikat dengannya) secara teoritis tercipta 380.000 tahun sesudah
Dentuman Besar, yaitu ketika alam semesta yang mengembang cukup dingin untuk
mengijinkan elektron-elektron terikat pada inti atom. Sejak saat itulah, inti atom mulai bergabung dalambintang-bintang
melalui proses fusi nuklir dan menghasilkan unsur-unsur yang lebih berat sampai dengan besi.
Isotop seperti litium-6 dihasilkan di
ruang angkasa melalui spalasi
sinar kosmis. Hal ini terjadi ketika sebuah proton
berenergi tinggi menumbuk inti atom, menyebabkan sejumlah besar nukleon
berhamburan. Unsur yang lebih berat daripada besi dihasilkan di supernova melalui proses r dan di bintang-bintang AGB melalui proses s.
Kedua-duanya melibatkan penangkapan neutron oleh inti atom. Unsur-unsur seperti timbal kebanyakan dibentuk melalui peluruhan radioaktif unsur-unsur lain yang
lebih berat.
Bumi
Kebanyakan atom yang menyusun Bumi dan termasuk pula seluruh makhluk hidupnya pernah berada dalam bentuk yang
sekarang di nebula yang runtuh dari awan molekul dan membentuk Tata Surya. Sisanya
merupakan akibat dari peluruhan radioaktif dan proporsinya dapat digunakan
untuk menentukan usia Bumi melalui penanggalan radiometrik. Kebanyakan helium dalam kerak Bumi merupakan produk peluruhan alfa.
Terdapat sekelumit atom di Bumi yang pada
awal pembentukannya tidak ada dan juga bukan merupakan akibat dari peluruhan
radioaktif. Karbon-14 secara berkesinambungan dihasilkan oleh sinar kosmik di atmosfer. Beberapa atom di Bumi secara buatan dihasilkan oleh reaktor ataupun senjata
nuklir. Dari semua Unsur-unsur
transuranium yang bernomor atom lebih besar daripada
92, hanya plutonium dan neptunium sajalah yang terdapat di Bumi secara alami. Unsur-unsur transuranium
memiliki waktu paruh radioaktif yang lebih pendek daripada umur Bumi, sehingga
unsur-unsur ini telah lama meluruh. Pengecualian terdapat pada plutonium-244 yang kemungkinan tersimpan dalam debu kosmik. Kandungan alami
plutonium dan neptunium dihasilkan dari penangkapan neutron dalam bijih
uranium.
Bumi mengandung sekitar
1,33 × 1050 atom. Pada atmosfer
planet, terdapat sejumlah kecil atom gas mulia seperti argon dan neon. Sisa 99% atom
pada atmosfer bumi terikat dalam bentuk molekul, misalnya karbon
dioksida, oksigen diatomik,
dan nitrogen diatomik. Pada permukaan Bumi, atom-atom saling berikatan membentuk
berbagai macam senyawa, meliputi air, garam,silikat, dan oksida. Atom juga
dapat bergabung membentuk bahan-bahan yang tidak terdiri dari molekul,
contohnya kristal dan logam padat ataupun cair.
Bentuk teoritis dan bentuk langka
Pencitraan 3-Dimensi
keberadaan "Pulau
stabilitas" di bagian paling kanan
Manakala isotop dengan nomor atom yang
lebih tinggi daripada timbal (62) bersifat
radioaktif, terdapat suatu "pulau stabilitas"
yang diajukan untuk beberapa unsur dengan nomor atom di atas 103. Unsur-unsur
super berat ini kemungkinan memiliki inti yang secara relatif stabil terhadap
peluruhan radioaktif. Atom super berat yang stabil ini
kemungkinan besar adalah unbiheksium, dengan
126 proton 184 neutron.
Tiap-tiap partikel materi memiliki
partikel antimaterinya masing-masing dengan muatan listrik yang berlawanan. Sehingga, positron adalah antielektron yang bermuatan positif, dan antiproton adalah proton
yang bermuatan negatif, Ketika materi dan antimateri bertemu, keduanya akan
saling memusnahkan. Terdapat ketidakseimbangan antara jumlah partikel materi
dan antimateri. Ketidakseimbangan ini masih belum dipahami secara menyeluruh,
walaupun terdapat teori bariogenesis yang memberikan penjelasan yang memungkinkan. Antimateri tidak pernah
ditemukan secara alami. Namun, pada tahun 1996, antihidrogen berhasil disintesis di laboratorium CERN di Jenewa.
Terdapat pula atom-atom langka lainnya
yang dibuat dengan menggantikan satu proton, neutron, ataupun elektron dengan
partikel lain yang bermuatan sama. Sebagai contoh, elektron dapat digantikan
dengan muon yang lebih berat, membentuk atom muon.
Jenis atom ini dapat digunakan untuk menguji prediksi fisika.
Catatan
1. ^ Kebanyakan isotop
mempunyai jumlah nukleon lebih banyak dari jumlah elektron. Dalam kasus
hydrogen-1, yang mempunyai satu elektron and satu nukleon, protonnya , atau 99,95% dari total
massa atom.
2. ^ Satu karat sama
dengan 200 miligram. Berdasarkan definisi, karbon-12 memiliki 0,012 kg per
mol. Tetapan Avogadro sekitar
6 × 1023 atom per mol.
0 komentar:
Posting Komentar